Tiga Sekolah di Desa Tanjung Lebar Muaro Jambi Memprihatinkan, Terkendala Konflik Tapal Batas

Muaro Jambi – Potret tiga sekolah dengan kondisi sarana dan prasarana yang sangat memprihatinkan di Desa Tanjung Lebar, Kabupaten Muaro Jambi, menjadi sorotan publik. Ironisnya, kondisi tersebut terjadi di tengah peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang akan berlangsung pada 17 Agustus 2025.
Tiga sekolah filial atau cabang dari sekolah induk yang ada di desa itu hanya dibangun dengan material kayu sederhana dan kini sudah rapuh dimakan usia. Mirisnya lagi, lokasi sekolah tersebut berada di wilayah yang masuk dalam zona konflik tapal batas antara Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Muaro Jambi.
Menurut sumber terpercaya, ada sejumlah sekolah yang luput dari perhatian dua pemerintah kabupaten karena persoalan tapal batas yang tidak kunjung tuntas. “Ada tiga sekolah dasar yang kondisinya sangat memprihatinkan akibat masalah tapal batas ini,” ungkap sumber tersebut.
Ia menyayangkan persoalan tersebut justru berdampak pada terhambatnya pembangunan sarana pendidikan bagi anak-anak di Desa Tanjung Lebar. “Ini kan untuk anak bangsa kita, mau Batang Hari atau Muaro Jambi. Tapi karena masalah tapal batas, pembangunan sekolah tidak bisa dilakukan,” lanjutnya.
Kondisi ruang belajar pun tampak jauh dari kata layak. Ruangan sempit, papan tulis sobek, hingga meja kursi yang sudah lapuk menjadi saksi bisu betapa terabaikannya sekolah-sekolah itu. Potret pahlawan nasional yang terpajang di dinding justru semakin menguatkan ironi dunia pendidikan di desa tersebut.
Tak hanya sarana pendidikan, masalah lain seperti belum adanya aliran listrik PLN juga menambah beban warga. Kepala Desa Tanjung Lebar, Endang Lestari, mengaku desanya lebih dari 10 tahun tidak menikmati aliran listrik negara.
Atas kondisi ini, Endang bahkan memberanikan diri menemui Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Yandri Susanto, di Jakarta, untuk meminta agar desanya segera dialiri listrik.