Kasus DBD di Kota Jambi Capai 325, Empat Warga Meninggal Dunia: Dinkes Imbau Warga Waspada dan Aktif Bersihkan Lingkungan

KOTA JAMBI – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jambi kembali meningkat. Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2025, telah terjadi 325 kasus DBD, dengan empat korban meninggal dunia.
Meski angka ini belum melampaui jumlah kasus pada tahun 2024 yang mencapai 600 kasus, namun tren peningkatan tersebut mendapat perhatian serius. Kota Jambi sendiri termasuk wilayah endemis DBD, sehingga kewaspadaan harus terus ditingkatkan, terutama saat musim hujan.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Jambi, dr. Rini Kartika.
“Saat ini belum bisa dikatakan sebagai wabah karena angkanya masih sebanding dengan tahun sebelumnya. Tapi masyarakat tetap harus waspada, karena dalam setengah tahun ini saja sudah tercatat lebih dari 300 kasus,” ujarnya.
Fogging Tak Efektif Tanpa Peran Aktif Warga, dr. Rini menekankan bahwa fogging atau pengasapan hanya efektif jika dibarengi dengan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ia mengingatkan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai upaya utama untuk memutus rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD. Pengasapan telah dilakukan, namun dr. Rini menegaskan bahwa fogging bukan solusi tunggal.
“Kalau kasus sudah sebanyak itu, kemungkinan besar memang ada tempat berkembangbiaknya nyamuk di sana. Sudah difogging, tapi kalau lingkungan tidak bersih, ya percuma juga,” jelasnya.
Salah satu titik perhatian Dinkes saat ini adalah kawasan Perumahan Permata Land, RT 11, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, yang telah mencatat lima kasus DBD, termasuk seorang bayi berusia delapan bulan.
Dinkes juga mengimbau pengurus RT dan warga untuk aktif melakukan gotong royong dan kerja bakti membersihkan lingkungan setempat secara berkala.
“DBD bukan hanya urusan Dinkes. Ini tanggung jawab bersama. Kunci utamanya ada di masyarakat sendiri,” tegas dr. Rini.